Konsep Tentang Unsur Unsur Kebudayaan dalam Antropologi



DIMAS ARIFIANTO SURYO (223300030055). FH UNIVERSITAS MPU TANTULAR JAKARTA





PENGERTIAN KEBUDAYAAN 

KEBUDAYAAN adalah ciptaan manusia, hasil dari cipta rasa karsa, mengacu pada cara hidup dan pola pikir suatu kelompok masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi, bersifat universal. 

Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat diartikan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia dan berarti kebudayaan.

Kebudayaan sendiri juga merupakan ekspresi dari pemahaman dan pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini mempengaruhi perilaku, cara berpikir, dan pandangan dunia seseorang serta memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu dan kelompok. Kebudayaan bisa bersifat lokal, regional, nasional, atau bahkan global. 

Setiap kelompok manusia memiliki kebudayaan yang unik, dengan perbedaan dalam bahasa, tradisi, dan praktik sehari-hari. Namun, dalam era globalisasi, beberapa aspek kebudayaan dapat tersebar dan dipengaruhi oleh kebudayaan lain melalui interaksi dan pertukaran antarbudaya




kebudayaan sendiri adalah hal yang dinamis dan terus berubah seiring waktu. Perubahan sosial, teknologi, migrasi, dan interaksi antar budaya dapat mempengaruhi kebudayaan suatu kelompok.

Dalam kaca mata antropologi, kebudayaan merupakan salah satu konsep sentral yang dipelajari dan dianalisis. Kebudayaan merujuk pada pola-pola perilaku, sistem nilai, norma, kepercayaan, pengetahuan, serta hasil karya manusia yang diwariskan dan dibagikan secara sosial dalam suatu kelompok atau masyarakat.





Ada beberapa aspek dan konsep penting terkait kebudayaan dalam antropologi:

Simbol dan Arti: Kebudayaan melibatkan penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna dalam suatu masyarakat. Simbol-simbol ini bisa berupa bahasa, lambang, mitos, ritual, atau objek-objek lain yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan.




Sosialisasi dan Pembelajaran: Kebudayaan ditransmisikan melalui proses sosialisasi, di mana individu-individu belajar dan menginternalisasi nilai-nilai, norma-norma, dan pengetahuan kebudayaan melalui interaksi dengan anggota masyarakat lainnya.

Relativisme Budaya: Konsep relativisme budaya menekankan bahwa setiap kelompok budaya memiliki nilai, norma, dan praktik yang relatif terhadap konteksnya sendiri. Tidak ada kebudayaan yang lebih superior atau lebih baik daripada yang lainnya. Antropologi berusaha untuk memahami dan menghormati keberagaman budaya tanpa menilai berdasarkan standar dari budaya sendiri.

Adaptasi dan Perubahan: Kebudayaan merupakan hasil dari adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Manusia menciptakan dan mengubah kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi. Konsep perubahan kebudayaan menyoroti dinamika, evolusi, dan transformasi kebudayaan dari waktu ke waktu.

Fungsionalisme: Pendekatan fungsionalisme dalam antropologi menekankan bahwa kebudayaan memiliki fungsi-fungsi yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Aspek-aspek kebudayaan saling terkait dan saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan individu dan kelompok dalam masyarakat.

Konflik Budaya: Konflik budaya terjadi ketika terdapat perbedaan dalam nilai, norma, atau praktik antara kelompok budaya yang berbeda. Antropologi mempelajari konflik budaya dan dampaknya terhadap masyarakat, serta upaya-upaya penyelesaian konflik dan dialog antarbudaya.

Material dan Imaterial: Kebudayaan tidak hanya terdiri dari benda-benda materi seperti alat, pakaian, atau bangunan, tetapi juga mencakup aspek-aspek imaterial seperti bahasa, pengetahuan, dan agama. Kedua aspek ini saling terkait dan membentuk kebudayaan secara keseluruhan.





UNSUR  UNSUR BUDAYA:



Unsur-unsur kebudayaan yang dapat menjadi komponen dalam proses integrasi kebudayaan meliputi:

Sistem Bahasa: Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting dalam kebudayaan. Integrasi kebudayaan melibatkan pemahaman dan penggunaan bahasa yang berbeda-beda dalam masyarakat yang lebih luas.

Sistem Pengetahuan: Pengetahuan meliputi keyakinan, nilai, dan norma yang dianut oleh suatu kelompok. Integrasi kebudayaan memerlukan pemahaman dan penghormatan terhadap pengetahuan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh kelompok kebudayaan yang berbeda.

Sistem Organisasi Kemasyarakatan: Ini mencakup struktur sosial, lembaga, dan tata cara dalam masyarakat. Integrasi kebudayaan melibatkan penyesuaian dan pembauran dalam sistem organisasi kemasyarakatan yang ada.

Sistem Teknologi: Teknologi mencakup pengetahuan, keterampilan, dan alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi kebudayaan memungkinkan adopsi dan penyesuaian teknologi yang berasal dari kebudayaan yang berbeda.

Sistem Ekonomi: Ini mencakup cara produksi, distribusi, dan konsumsi dalam masyarakat. Integrasi kebudayaan melibatkan harmonisasi dan kerjasama dalam sistem ekonomi yang berbeda antara kelompok kebudayaan.

Sistem Religi: Agama merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Integrasi kebudayaan melibatkan toleransi, penghormatan, dan pemahaman terhadap keyakinan dan praktik agama yang berbeda.

ARJUNA


Sistem Kesenian: Seni mencakup ekspresi kreatif dan bentuk-bentuk estetika dalam kebudayaan. Integrasi kebudayaan memungkinkan pertukaran dan pengaruh dalam seni dan ekspresi budaya.





Semua unsur-unsur ini saling berinteraksi dan berkontribusi dalam membentuk identitas budaya suatu masyarakat. Proses integrasi kebudayaan melibatkan pengakuan, penghormatan, dan penyesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda agar mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat.





INTEGRASI KEBUDAYAAN




Integrasi kebudayaan adalah proses di mana unsur-unsur kebudayaan yang berbeda disatukan atau digabungkan secara harmonis sehingga menciptakan suatu keselarasan atau keserasian fungsional dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terjadi ketika berbagai aspek kebudayaan seperti bahasa, adat istiadat, agama, seni, dan nilai-nilai sosial dipertemukan dan berinteraksi.


Proses integrasi kebudayaan dapat terjadi di berbagai tingkatan, baik dalam skala kecil seperti keluarga atau komunitas lokal, maupun dalam skala yang lebih besar seperti di tingkat nasional atau global. Integrasi kebudayaan sering kali terjadi karena suatu wilayah atau negara memiliki keragaman kebudayaan yang kaya dan beragam.


Integrasi kebudayaan dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti adopsi atau penyerapan unsur-unsur kebudayaan dari kelompok lain, dialog antarbudaya, perkawinan antarbudaya, serta proses akulturasi atau asimilasi. Tujuan dari integrasi kebudayaan adalah menciptakan suatu kesepahaman, toleransi, dan harmoni antara berbagai kelompok kebudayaan yang ada.

Integrasi kebudayaan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, antara lain memperkaya warisan budaya, meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, memperluas wawasan dan perspektif, serta mempromosikan kerjasama dan perdamaian antara berbagai kelompok kebudayaan, kebudayaan juga dapat bertahan dan dilestarikan oleh masyarakat yang berusaha mempertahankan identitas dan warisan budaya mereka.

Pemahaman dan penghargaan terhadap kebudayaan yang beragam penting dalam mempromosikan toleransi, saling pengertian, dan kerjasama antarindividu dan kelompok di dunia yang semakin terhubung ini.

KEBUDAYAAN DI ERA GLOBALISASI

Di era globalisasi, ada unsur-unsur integrasi kebudayaan yang dapat mempengaruhi dan menyatukan budaya-budaya di berbagai belahan dunia. Beberapa unsur integrasi kebudayaan yang umum meliputi:

Teknologi: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet, media sosial, dan telepon pintar, telah menghubungkan orang-orang dari berbagai negara dan budaya. Hal ini memungkinkan pertukaran informasi, ide, dan budaya secara cepat dan luas.

Perdagangan dan Ekonomi: Globalisasi ekonomi membawa integrasi budaya melalui pertukaran barang dan jasa antarnegara. Misalnya, makanan, musik, film, dan produk konsumen dari satu negara dapat dengan mudah ditemukan dan dinikmati di negara lain, yang mempengaruhi pola makan, gaya hidup, dan preferensi konsumen.

Pariwisata: Peningkatan mobilitas dan aksesibilitas perjalanan internasional telah mendorong pertumbuhan pariwisata global. Hal ini memungkinkan orang untuk mengalami dan terlibat dengan budaya lain secara langsung, memperkaya pengetahuan dan pemahaman antarbudaya.

Namun, di sisi lain, globalisasi juga telah menyebabkan pergeseran kebudayaan di beberapa cara. Beberapa pergeseran kebudayaan yang dapat terjadi adalah:

Homogenisasi: Dalam upaya untuk mengikuti tren global, beberapa kelompok masyarakat dapat mengadopsi atau mengasimilasi elemen budaya yang dominan. Ini dapat mengarah pada hilangnya beberapa aspek budaya lokal yang unik dan beragam.

Westernisasi: Budaya Barat sering kali mendominasi media, hiburan, dan tren global. Akibatnya, nilai-nilai, gaya hidup, dan preferensi budaya Barat dapat mempengaruhi dan menggantikan aspek budaya lokal di beberapa wilayah.

Konflik Budaya: Pertemuan antara budaya yang berbeda dalam konteks globalisasi juga dapat menyebabkan konflik budaya. Ketidaksepahaman, stereotip, dan perbedaan nilai-nilai dapat menjadi sumber ketegangan dan pertentangan di antara kelompok-kelompok budaya.

Dalam era globalisasi, penting untuk mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan dialog antarbudaya. Menghormati dan mempertahankan keberagaman budaya, sambil membuka diri terhadap pengaruh dan perubahan yang dibawa oleh globalisasi, dapat membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.


Referensi :

Serepina Tiur Maida,S.sos, M.Pd, M.I.Kom , C.A.C., C. PS., C.STMI" Sumber Materi RPS "11 Dan 12 Antropologi, Tentang Unsur Unsur Integrasi Kebudayaan Dan Pergeseran  Kebudayaan , 2023

https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/

https://tirto.id/pengertian-kebudayaan-arti-wujud-dan-unsur-unsurnya-gbkE

Comments

Popular posts from this blog

KEPRIBADIAN MANUSIA DALAM ANTROPOLOGI

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SDM DAN ETIKA BERKOMUNIKASI